BRANDA.CO.ID – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mengapresiasi Kementerian Kesehatan atas upaya untuk melakukan transformasi digital. Langkah Kementerian Kesehatan ini dinilai dapat memperkuat peran-peran unit kerja dalam mengawal upaya digitalisasi pemerintah.
“Upaya transformasi digital di Kemenkes luar biasa. CEO Commitment-nya harus diacungi jempol, dalam hal ini kepemimpinan digital yang diterapkan Menkes Pak Budi Gunadi Sadikin. Kemenkes saya yakin mampu mengolaborasikan seluruh ekosistem data kesehatan secara digital. Ini akan menjadi lompatan signifikan bagi sektor kesehatan di Tanah Air,” ujar Anas pada peresmian Digital Transformation Office (DTO) Space, di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (20/01).
Anas memaparkan, transformasi digital sektor kesehatan akan berdampak setidaknya pada lima hal. Pertama, meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Kedua, memudahkan akses layanan kesehatan. Ketiga, mengerek nilai tambah perekonomian sektor kesehatan dengan orientasi pada produk dalam negeri.
Keempat, mengakselerasi pencapaian program prioritas pemerintah di bidang kesehatan seperti penurunan prevalensi stunting. Kelima, meningkatkan kompetensi SDM kesehatan sekaligus memastikan distribusinya secara merata ke seluruh Tanah Air.
“Ini yang sering kami sebut bahwa transformasi digital itu bukan soal gaya, tapi kebutuhan. Kebutuhan untuk apa? Untuk memberi dampak ke masyarakat. Inilah filosofi penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) sesuai arahan Presiden Jokowi,” papar Anas.
“Misalnya dengan integrasi data, lalu monitoring treatment sampai evaluasinya semua digerakkan secara digital, kita bisa memastikan suatu masalah kesehatan teratasi. Kita bisa belajar dari pandemi Covid-19 di mana teknologi kesehatan sangat membantu untuk pengendalian pandemi,” imbuh mantan kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP) tersebut.
Anas menjelaskan, upaya percepatan penerapan SPBE yang dilakukan saat ini merupakan perwujudan dari penerapan reformasi birokrasi. Saat ini sedang diupayakan penerapan reformasi birokrasi tematik yang berdampak di masyakarat.
Reformasi birokrasi tidak lagi hanya fokus pada pembenahan aspek tata kelola pemerintahan/administrasinya saja atau problem hulunya saja, tapi harus berorientasi pada penyelesaian problem hilir rakyat. Pengentasan kemiskinan, penuntasan stunting, pengendalian inflasi, peningkatan penggunan produk dalam negeri, dan peningkatan investasi untuk membuka lapangan kerja, jadi beberapa hal yang akan digarap lewat reformasi birokrasi tematik.
Menteri Anas juga berharap, lewat peresmian DTO Space Kementerian kesehatan, instansi pemerintah lain dapat terinspirasi untuk berani mengambil breakthrough yang out of the box, terutama dalam penerapan Arsitektur SPBE untuk mewujudkan keterpaduan layanan digital dan penerapan digitalisasi pada sektor layanan publik.
Pada kesempatan yang sama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap target Kementerian Kesehatan adalah membangun satu data kesehatan Indonesia yang interchangeable. “Kalau konsepnya interchangeable, nanti informasi keseatan bisa dimanfaatkan dimana saja. Semua RS baik pemerintah maupun swasta, apotek, klinik, puskesmas, lab seluruh Indonesia akan punya format data yang sama dan bisa ditukar,” tuturnya.
Menteri Kesehatan menargetkan digitalisasi data kesehatan dapat rampung seluruhnya pada Januari 2024. Sejalan dengan semangat birokrasi berdampak, Menkes optimis jika digitalisasi ini berjalan dampaknya akan bisa dirasakan oleh masyarakat di seluruh Indonesia.
DTO Kementerian Kesehatan merupakan unit kerja Kementerian Kesehatan yang fokus mewujudkan program Indonesia Sehat melalui pengembangan kebijakan berbasis data yang efisien dan produk teknologi digital. Ada empat pilar digital transformasi yang dikerjakan, yaitu Pengembangan Teknologi Berbasis Pengguna, Integrasi Data Kesehatan Nasional, Pembangunan Kapasitas Teknologi, serta Pembuatan Kebijakan Berbasis Data. (Source: KBE)