Inflasi Kota Sukabumi Bulan Oktober Tergolong Aman, Nilainya Hanya di Angka 0,05 Persen

Ilustrasi/bahan pokok penting (Bapokting) di pasar tradisional. (Foto:ist)
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

BRANDA.CO.ID – Nilai inflasi Kota Sukabumi di bulan Oktober 2023 masih terbilang aman. Berdasarkan perhitungan secera month to month (m-to-m) nilainya berada di angka 0,05 persen.

“Alhamdulillah, sejauh ini inflasi di Kota Sukabumi masih dalam ambang tidak membahayakan,”ujar kabid Perekonomian dan Sumber Daya Alam pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi, Erni Agus Riyani, kepada kepada wartawan, Jumat (10/11/2022).

Erni menjelaskan, penyubang utama inflasi (m-to-m) diantaranya yakni, komoditas bensin, beras, cabai merah, cabai rawait.

Sedangkan, komoditas penyumbang deflasi diantaranya, telur ayam ras, bawang merah, tomat, daging ayam ras, dan bawang putih.

“Makanya, kami juga terus melakukan koordinasi dengan lintas sektor. terutama dengan BPS sebagain lembaga yang mengupdate data inflasi,”ungkapnya.

Berdasarkan data dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi, beberapa komoditas menunjukan alami kenaikan harga di bulan Oktober 2023.

Diantaranya, cabai merah TW semula Rp40 ribu menjadi Rp45 ribu per kg, cabai merah besar dari Rp48 ribu menjadi Rp55 ribu per kg, cabai rawait merah yang hargnaya saat ini tembus diangka Rp80 ribu pr kg, cabai merah keriting keriting dari Rp52 ribu menjadi Rp60 riu per kg, buncissemula Rp20 ribu kini diangka Rp25 ribu per kg. Kemudian, beras Ciherang Cianjur per kg masih di jual Rp14 ribu, Cianjur II Rp13.500 per kg, Ciherang Sukabumi Rp13.500 per kg, beras premium kelas I sebesar Rp14 ribu per kg, dan untuk beras jenis medium lokal terenndah Rp13.500 per kg.

“Jadi, beberapa komoditas tersebut di Oktrober 2023 alami kenaikan harga,”terangnya.

Kendati nilai inflasi masih terbilang aman, namun pihaknya bersama dinas dan lembaga lainya, akan terus melakukan analisa terhadap sumber atau potensi tekanan, serta melakukan inventarisasi data dan informasi perkembangan harga barang dan jasa secara umum.

“Termasuk, menganalisis stabilitas permasalahan perekonomian daerah, yang dapat mengganggu stabilitas harga dan keterjangkaun barang dan jasa,”pungkasnya.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Add New Playlist