BRANDA.CO.ID – Puasa Tarwiyah dan Arafah adalah dua amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, khususnya pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah.
Tentunya, umat Islam dihimbau untuk melaksanakan kedua puasa ini sebagai bentuk ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Berikut adalah penjelasan mengenai kedua puasa tersebut:
1. Puasa Tarwiyah
-Dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah.
-Niat: “Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.”
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah Ta’ala.”
-Keutamaannya:
Diampuni dosa setahun yang telah lalu, dan mendapat pahala seperti kesabaran Nabi Ayyub AS atas penyakit yang menimpanya.
2. Puasa Arafah
-Dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah.
-Niat: “Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ”
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah Ta’ala.”
-Keutamaannya:
Mendapat pahala seperti puasa setahun dan diampuni dosa dua tahun, satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang, serta mendapat pahala seperti pahala Nabi Isa AS dalam mengerjakan puasa
Catatan:
-Meskipun hadis-hadis tentang keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah di atas tergolong dhaif/lemah, namun secara umum, melaksanakan amalan sunnah seperti puasa ini tetap dianjurkan dan mendapat pahala.
-Lebih utama untuk tidak melakukan puasa pada kedua hari tersebut jika berada di Arafah dan berniat untuk wukuf.
-Niat puasa Tarwiyah dan Arafah dapat dilakukan pada malam harinya sebelum memulai puasa.
Sejarah dan Makna Puasa Tarwiyah dan Arafah
1. Puasa ini berasal dari kata “Tarwiyah” yang berarti “persiapan”. Dipercaya bahwa pada hari ini, para jamaah haji di Mekkah mulai mempersiapkan diri untuk melakukan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.
2. Puasa Arafah memiliki makna yang sangat penting karena bertepatan dengan hari puncak haji, yaitu Wukuf di Arafah. Pada hari ini, umat Islam di seluruh dunia berkumpul di Arafah untuk memohon ampunan dan rahmat dari Allah SWT.
Semoga informasi ini bermanfaat!