BRANDA.CO.ID – Puisi “Mandalawangi Pangrango” merupakan sebuah karya sastra yang sarat makna. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan manusia dengan alam, dan pentingnya menjaga kelestariannya.
Makna Puisi “Mandalawangi-Pangrango” karya Soe Hok Gie, merupakan sebuah refleksi tentang keindahan alam, cinta kasih, dan kebebasan. Puisi ini terbagi menjadi enam bait, dengan bait pertama dan kedua melukiskan keindahan alam Gunung Pangrango dan Lembah Mandalawangi.
Bait pertama dan kedua:
Bait pertama dan kedua menggambarkan keindahan alam Gunung Pangrango dan Lembah Mandalawangi dengan bahasa yang puitis dan penuh penghayatan.
Gie menggunakan metafora dan personifikasi untuk menggambarkan gunung dan lembah sebagai makhluk hidup yang memiliki kekuatan dan pesona tersendiri.
“Pangrango yang agung dan perkasa” melambangkan kekuatan dan keagungan alam.
“Lembah Mandalawangi yang penuh cinta” melambangkan keindahan dan kedamaian.
“Hutan yang rimbun dan hijau” melambangkan kesegaran dan kehidupan.
“Sungai yang jernih dan mengalir” melambangkan kemurnian dan ketulusan.
Bait ketiga dan keempat:
Bait ketiga dan keempat mengekspresikan rasa cinta Gie terhadap alam dan keinginannya untuk menyatu dengannya. Gie menggunakan kata-kata “aku cinta” untuk menegaskan perasaannya dan “aku ingin” untuk mengungkapkan keinginannya.
“Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi” menunjukkan kecintaan Gie pada alam yang tenang dan sunyi.
“Aku ingin memelukmu, Lembah Mandalawangi yang penuh cinta” menunjukkan kerinduan Gie untuk merasakan kehangatan dan kasih sayang alam.
“Aku ingin minum airmu yang jernih dan segar” menunjukkan keinginan Gie untuk menyatu dengan alam dan merasakan kesegarannya.
“Aku ingin bernapas di udara yang sejuk dan murni” menunjukkan keinginan Gie untuk merasakan ketenangan dan kedamaian alam.
Bait kelima dan keenam:
Bait kelima dan keenam mengandung pesan tentang kebebasan dan kemandirian. Gie menggunakan kata-kata “merdeka” dan “bebas” untuk menegaskan perasaannya dan “aku ingin” untuk mengungkapkan keinginannya.
“Aku ingin bebas seperti angin yang bertiup di puncak gunung” menunjukkan keinginan Gie untuk bebas dari segala batasan dan kendala.
“Aku ingin merdeka seperti burung yang terbang di angkasa” menunjukkan keinginan Gie untuk hidup mandiri dan tanpa ketergantungan.
“Aku ingin menyatu dengan alam dan merasakan kekuatannya” menunjukkan keinginan Gie untuk hidup selaras dengan alam dan mendapatkan kekuatannya.
Dalam puisi ini, Gie tidak hanya melukiskan keindahan alam, tetapi juga mengungkapkan rasa cinta kasihnya terhadap alam dan keinginannya untuk hidup bebas dan merdeka.