Bagaimana Piramida Giza Mesir Dibangun? Ini Menurut Teori yang Berkembang 

Teori Pembangunan Piramida Giza Mesir
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

BRANDA.CO.ID – Piramida Giza, salah satu keajaiban dunia kuno, telah memukau manusia selama ribuan tahun. Bagaimana struktur megah ini bisa dibangun dengan teknologi yang sangat terbatas, pada zamannya masih menjadi misteri yang menarik untuk dipecahkan.

Seperti yang diketahui, Piramida Giza adalah kompleks makam kuno yang terletak di Giza, Mesir. Kompleks ini terdiri dari beberapa piramida, yang paling terkenal adalah Piramida Agung Khufu.

Teori-Teori yang Berkembang:

Meskipun tidak ada satu teori pun yang secara pasti dapat menjelaskan seluruh proses pembangunan Piramida Giza, beberapa teori populer telah diajukan oleh para ahli:

1. Ramp:

Teori ini menyatakan bahwa para pekerja Mesir Kuno membangun semacam jalanan miring (ramp) yang sangat besar untuk mengangkut batu-batu besar ke bagian atas piramida. Ramp ini kemudian dibongkar secara bertahap seiring dengan semakin tingginya piramida.

2. Tuas dan Katrol:

Beberapa ahli berpendapat bahwa orang Mesir kuno menggunakan sistem tuas dan katrol sederhana untuk mengangkat batu-batu besar.

3. Batu Luncur:

Teori lain menyebutkan bahwa batu-batu besar diluncurkan di atas balok kayu yang licin untuk memudahkan pergerakannya.

4. Tenaga Kerja Masal:

Pembangunan piramida tentu membutuhkan tenaga kerja yang sangat banyak. Diperkirakan ribuan pekerja terlibat dalam proyek raksasa ini.

Fakta Menarik tentang Pembangunan Piramida Giza:

1. Batu-batu raksasa:

Batu-batu yang digunakan untuk membangun piramida memiliki berat rata-rata 2,5 ton. Bayangkan bagaimana cara mereka memindahkan batu sebesar itu tanpa menggunakan alat berat modern.

2. Presisi yang luar biasa:

Batu-batu piramida disusun dengan sangat presisi sehingga celah di antara batu sangat kecil, bahkan saking kecilnya sehingga sehelai kertas pun sulit untuk diselipkan.

3. Orientasi astronomi:

Piramida Giza dibangun dengan orientasi yang sangat akurat terhadap titik-titik kardinal (utara, selatan, timur, barat). Hal ini menunjukkan pengetahuan astronomi yang tinggi pada zaman itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Add New Playlist