Mitos atau Fakta: Tahu Tempe Picu Asam Urat

Tahu tempe menyebabkan asam urat? Ini penjelasannya
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

BRANDA.CO.ID – Sering kita dengar anggapan bahwa mengonsumsi tahu dan tempe secara berlebihan, dapat memicu penyakit asam urat. Namun, benarkah demikian? Mari kita bedah mitos ini bersama-sama.

Seperti yang diketahui, asam urat disebabkan oleh penumpukan asam urat dalam darah. Kondisi ini berasal dari pemecahan zat purin dalam tubuh. Makanan tinggi purin, seperti jeroan, daging merah, dan beberapa jenis seafood, memang dapat meningkatkan risikonya.

Menurut penelitian, tahu dan tempe berasal dari kacang kedelai yang juga mengandung purin, namun proses fermentasi yang terjadi saat pembuatan keduanya mengurangi kadar purin secara signifikan.

Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi produk kedelai, termasuk tahu dan tempe, tidak meningkatkan kadarnya dalam darah.

Jadi, benarkah tahu dan tempe memicu asam urat? Jawabannya adalah tidak. Selain itu, tahu dan tempe memiliki banyak manfaat kesehatan lainnya, seperti menjaga kesehatan jantung, mengontrol kadar kolesterol, dan meningkatkan kesehatan tulang.

Anggapan bahwa tahu dan tempe memicu penyakit tersebut adalah sebuah mitos. Kedua makanan ini merupakan sumber protein nabati yang sehat, dan aman dikonsumsi oleh penderitanya.

Namun, seperti halnya makanan lainnya, konsumsi tahu dan tempe perlu disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing individu.

 

Tips untuk Penderita Asam Urat:

 

1. Konsultasikan dengan dokter: Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran diet yang tepat sesuai dengan kondisi sobat branda.

2. Perbanyak konsumsi air putih: Minum air putih yang cukup membantu membuangnya melalui urine.

3. Batasi makanan tinggi purin: Hindari makanan yang tinggi purin seperti jeroan, daging merah, dan seafood.

4. Atur berat badan: Obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit tersebut

5. Olahraga secara teratur: Olahraga membantu menurunkan kadarnya dalam darah.

Dengan menerapkan pola makan yang sehat dan gaya hidup aktif, penderita penyakit tersebut dapat mengelola penyakitnya dengan baik dan meningkatkan kualitas hidup.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Add New Playlist