BRANDA.CO.ID- Kota Sukabumi masuk nominator kota terinovatif di Innovative Government Award (IGA) 2024, yang diselenggarakan oleh Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementrian Dalam Negeri.
Seperti diketahui, IGA merupakan penghargaan kepada daerah yang memiliki berbagai inovasi. Pun menjadi indikator kinerja utama kepala daerah.
“Jadi, keberhasilan tidaknya kepala daerah, salah satunya terkait dengan inovasi,” jelas Kabid Penelitian dan Pengembangan Bappeda Kota Sukabumi Ismail Aini, saat ditemui di ruangannya, belum lama ini.
Ismail mengatakan, dalam rangkaian ajang IGA 2024 ini, pihaknya telah melakukan bimtek seluruh perangkat daerah hingga ke Puskesmas dan seluruh kelurahan, serta penerbitan kriteria yang masuk ke IGA. Termasuk, memberikan pemahaman kepada mereka tata cara menginput inovasi-inovasinya masuk ke IGA.
“Dari 549 inovasi yang ada di SK Wali Kota, ada sekitar 305 yang menginput ke IGA. Kemudian yang nilainya diatas kematangan 70 persen ada sekitar 238 inovasi yang dikirim ke Kemendagri,” jelasnya.
Namun, dalam ekpos yang dilakukan oleh Pimpinan daerah, yakni hanya ada dua inovasi milik Rumah Sakit Syamsudin SH (RS Bunut), dengan dua inovasinya. Yakni, Kopi Online dan Si Bento Mama sebagai terobosan pelayanan kesehatan di Kota Sukabumi.
“Ada dua yang dipresentasikan oleh Pak Pj Wali Kota Sukabumi, kemarin di di Command Center BSKDN Kementerian Dalam Negeri, satu inovasi digital dan non digital. Dan dua-duanya dari rumah sakit Bunut,” jelasnya.
Setelah melakukan presentasi, sambung Ismail, saat ini tinggal menunggu saja, apakah Kota Sukabumi terpilih menjadi kota terinovatif IGA 2024 ini. Tapi kalau melihat tahun – tahun sebelumnya Kota Sukabumi disebut terinovatif pada 2023. Kemudian, di tahun 2022 masih sama terinovatif.
“Tapi, setidaknya masuk nominator di IGA 2024, predikat kita sudah tergambar bahwa kota sukabumi sangat inovatif,” ucapnya.
Sementara itu, Pj Wali kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, memaparkan aplikasi Kopi Online dan Si Bento Mama sebagai terobosan pelayanan kesehatan di Kota Sukabumi.
Kedua inovasi ini dirancang untuk meningkatkan akses dan efektivitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat, terutama pasien rawat jalan dan anak-anak yang dirawat di rumah sakit.
Layanan Kopi Online memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi dan konsultasi obat-obatan secara digital dengan apoteker, tanpa batasan waktu dan tempat.
Layanan ini sangat relevan bagi pasien yang membutuhkan pemahaman lebih mengenai obat-obatan, baik pasien kronis, pengguna obat-obatan dengan kewaspadaan tinggi, maupun pasien polifarmasi.
“Kopi Online memiliki pendekatan proaktif, di mana apoteker secara langsung menghubungi pasien yang telah menjalani perawatan di rumah sakit untuk memantau penggunaan obat mereka,.Inisiatif ini juga menggunakan WhatsApp untuk komunikasi yang lebih mudah diakses. Hasilnya, pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat meningkat dari 69,22% menjadi 88,11%, dan konsultasi naik dari 20–25 pasien per bulan menjadi 158 pasie,” jelasnya.
Sementara itu, Bento Mama merupakan inovasi dalam penyediaan makanan untuk pasien anak. Awalnya, makanan pasien anak disajikan sama dengan pasien dewasa, yang kerap menurunkan selera makan mereka.
Melalui menu khusus yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan gizi anak, Si Bento Mama berhasil meningkatkan asupan makan pasien anak usia 1-3 tahun dari 54% menjadi 87%, serta anak usia 4–6 tahun dari 23% menjadi 62%. “Selain mempercepat pemulihan, inovasi ini juga mengurangi risiko malnutrisi dan menghemat biaya perawatan dengan memperpendek masa rawat inap,” pungkasnya.***