BRANDA.CO.ID – Sukabumi memiliki sejarah melekat dengan cabang olahraga Anggar. Sejarah ini tercipta berkat sang ratu Anggar Indonesia asal Sukabumi Zus Undap.
Sebagai bentuk penghargaan akan dedikasinya. Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi akan akan menyelenggarakan kejuaraan Anggar Terbuka memerebutkan Piala Wali Kota Sukabumi dan Piala Zus Undap.
Kejuaraan Anggar Piala Wali Kota Sukabumi dan Piala Zus Undap ini dilaksanakan bekerjasma dengan Pengkot IKASI Sukabumi dan Flodesa Fencing Club Sukabumi, mulai 29 November hingga 1 Desember 2024.
Ketua Pelaksana Yogi Darmawan, mengungkapkan, kejuaraan anggar ini merupakan salah satu bentuk penghargaan serta perhatian Penjabat (Pj) Wali Sukabumi, Kusmana Hartadji kepada sang Pahlawan Olahraga Anggar asal Kota Sukabumi Zus Undap.
”Kejuaraan ini juga bisa menjadi salah satu bentuk pembinaan kepada atlit anggar Kota Sukabumi,”jelas Yogi. Kemarin.
Yogi menceritakan, Zus Undap lahir pada 3 April 1934 di Ujung Pandang Sulawesi Selatan. Namun dirinya mulai hijrah ke Sukabumi pada tahun 1961, karena dipinang oleh karena menikah dengan Rd. Slamet Poerawinata.
Perempuan yang bernama lengkap Elisabeth Adriana Alida Undap mempunyai empat orang anak yang bernama Flodesa, Arif Budiman, Yosea dan Rachmat yang semuanya menjadi atlet anggar.
Dari ke empat anaknya tersebut, sampai sekarang yang masih aktif melatih anggar yaitu Yosea ( Rocky ) yang melatih anggar di negara Brunei Darussalam dan Rachmat ( Glenn ) yang melatih di Kota Sukabumi.
9
Awal mulanya Zus Undap mengenal dan berlatih Anggar di ujung pandang. Dirinya dilatih oleh Sengkey seorang tentara KNIL yang punya keahlian olahraga anggar, dan menurunkan keahliannya kepada Zus Undap.
Sehingga, Zus Undap memperoleh banyak prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional berkat asuhan dan binaan dari Bapak Sengkey.
Olahraga yang digelutinya memang kurang populer di Indonesia. Namun bagi E.A.A. Poerawinata alias Zus Undap, hal itu justru membuat namanya menjadi dikenal banyak orang.
Zus Undap disebut-sebut sebagai atlet anggar perempuan pertama di Indonesia. la telah bertanding anggar mulai dari PON III (1953) hingga PON IX (1977), mengumpulkan 13 medali emas dan 10 medali perak.
Perolehan medali semasa aktif menjadi atlet anggar belum terhitung dari pertandingan – pertandingan yang lainnya seperti kejuaraan antar club, kejuaraan daerah, kejuaraan nasional dan kejuaraan internasional lainnya .
Pada tahun 1960 Zus Undap sudah ikut bertanding di Olimpiade Roma, meski tidak memperoleh medali tetapi keikutsertaan ini menjadi catatan bersejarah bagi negara indonesia.
Ketika GANEFO ( Olympiade Asia Pasifik ) diadakan di Jakarta pada tahun 1963, ia mendapatkan medali emas di kelas Floret Putri.
Setelah mengakhiri kariernya sebagai atlet, Zus Undap menetap di Sukabumi dan mengajar olahraga di SMA BPK Penabur Sukabumi, karena memang beliau adalah lulusan APD ( Akademi Pendidikan Djasmani ) Bandung.
Kemampuannya tidak hanya sebagai atlet, tetapi juga sebagai pelatih yang mampu mencetak atlet-atlet berprestasi, membuatnya dikenal sebagai pelatih dengan dedikasi tinggi dan bertangan dingin.
Ketika ia harus melatih atlet anggar nasional di Jakarta, Zus Undap rela setiap hari pulang pergi Jakarta – Sukabumi, agar kedua tugasnya sebagai guru dan pelatih tetap dapat ditunaikan.
Bolak-baliknya Zus Undap tentu bukan hanya karena anak-anaknya yang berjumlah empat orang.
“Soalnya, saya mengajar olahraga juga di SMA BPK Penabur Sukabumi. Tak sampai hati kalau di tinggal – tinggal,” begitu ucapnya ketika ditanya oleh Indrie HP, seorang wartawan mingguan Bola edisi No 117 yang terbit pada tanggal 23 mei 1986.
Disamping kesibukannya di tingkat nasional, semenjak menetap di sukabumi selain menjadi atlet anggar yang mewakili Kota Sukabumi Zus Undap juga menjadi instruktur anggar di Sekolah Polisi Negara ( Akademi Angkatan Kepolisian ) yang sekarang bernama SETUKPA POLRI yang pada saat itu anggar menjadi mata pelajaran wajib bagi para siswanya.
Zus Undap pun terus mengenalkan, membina dan mengembangkan olahraga anggar di Sukabumi, dimulai dengan mengajarkan anggar bagi putra putrinya, cucu cucunya, tetangganya, teman-teman dari anaknya sampai terbentuk club anggar yang bernama flodesa fencing club yang terbuka untuk umum.
Zus Undap yang pada PON 1977 sebagai penyala Api Kaldron bersama perenang Achmad Dimyati, Mohammad Sarengat dan Minarni Sudaryanto.
Setelah pensiun sebagai atlet, dirinya terlibat aktif di kepengurusan Tingkat Nasional IKASI ( Ikatan Anggar Seluruh Indonesia ) untuk pengembangan anggar di Indonesia.
Perempuan yang disebut sebagai “Ratu Anggar Indonesia” yang tercatat dalam buku 99 TOKOH OLAHRAGA INDONESIA Catatan Satu Abad ( 1908 – 2008 ) yang dibuat oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
Sang Ratu anggar meninggal dunia pada 1 Juni 2018 di Kota Sukabumi dengan meninggalkan kenangan yang tak tergantikan bagi keluarganya dan warga Kota Sukabumi.
Di film dokumenter “ THE LAST COACH – Survive Or Disappear “ yang tayang di Youtube pada tanggal 21 April 2022, anak bungsu Zus Undap yang bernama Rachmat yang akrab dipanggil Om Glenn mengungkapkan keinginannya ingin membuat suatu kejuaraan.
“Om Glenn ingin bikin, Zus Undap Cup, atau misalnya bisa bikin Walikota Sukabumi Cup yang memperebutkan piala bergilir Zus Undap, atau Zus Undap Cup memperebutkan piala bergilir Walikota Sukabumi., itu bebas saja.. Tadinya hanya sebatas wacana saja., karena kejuaraan anggar itu kan biaya peralatannya yang mahal,”terang Yogi.
Zus Undap dan Keluarga Poerawinata telah mengabdikan diri untuk kemajuan dunia anggar di Kota Sukabumi, Jawa Barat dan juga di Indonesia selama hampir setengah abad lamanya.
Tak terhitung lagi jasa dan jumlah medali yang mereka bawa untuk mengharumkan nama Indonesia, Jawa Barat dan Kota Sukabumi.
Mereka rela mengorbankan tenaga, waktu juga hartanya dengan tujuan agar bisa mendidik para atletnya dengan sepenuh hati dan membantu mereka sebaik mungkin agar bisa meraih prestasi yang mengharumkan namanya juga Kota Sukabumi.
Dedikasi Zus Undap dan Keluarganya dalam mengembangkan olahraga anggar di Indonesia, Jawa Barat dan sukabumi, akhirnya Kejuaraan ini terwujud.***