BRANDA.CO.ID- Mengapa Suku Sunda dan Jawa memiliki bahasa yang berbeda, padahal sama-sama mendiami Pulau Jawa? Suku Sunda dan Jawa sebenarnya memang memiliki akar sejarah yang sama.
Suku Sunda dan Jawa ini berasal dari migrasi penduduk dari daratan Asia Tenggara, khususnya dari wilayah Yunan di Tiongkok. Mereka membawa serta bahasa Austronesia, yang kemudian berkembang menjadi berbagai bahasa daerah di Nusantara, termasuk bahasa Sunda dan Jawa.
Meskipun memiliki nenek moyang yang sama, jalur migrasi dan lingkungan yang berbeda, membuat bahasa yang berkembang di masing-masing kelompok menjadi berbeda pula.
Suku Sunda cenderung bermigrasi ke wilayah barat Pulau Jawa, sementara suku Jawa lebih banyak bermigrasi ke wilayah tengah dan timur.
Perbedaan lingkungan geografis, iklim, dan sumber daya alam ini turut mempengaruhi perkembangan bahasa dan budaya masing-masing suku.
Perkembangan kerajaan-kerajaan di Jawa juga turut mempengaruhi perbedaan bahasa Sunda dan Jawa. Kerajaan-kerajaan besar seperti Tarumanegara, Pajajaran, Mataram, dan Majapahit memiliki pengaruh yang kuat terhadap bahasa dan budaya masyarakat di wilayah kekuasaannya.
Bahasa yang digunakan di lingkungan kerajaan seringkali menjadi acuan, dan mengalami perkembangan yang lebih pesat dibandingkan bahasa yang digunakan di daerah pedesaan.
Kondisi geografis Pulau Jawa yang terdiri dari pegunungan, sungai, dan laut juga menjadi faktor pemisah antara wilayah Sunda dan Jawa.
Pegunungan dan sungai besar seperti Sungai Citarum, menjadi penghalang alami yang menghambat interaksi antara kedua kelompok masyarakat. Akibatnya, bahasa yang berkembang di masing-masing wilayah menjadi semakin berbeda
Perbedaan bahasa Sunda dan Jawa juga dipengaruhi oleh proses perkembangan bahasa yang bersifat alami. Setiap bahasa akan terus berubah dan berkembang seiring dengan perubahan sosial, budaya, dan lingkungan.
Faktor-faktor seperti kontak dengan bahasa asing, pengaruh media massa, dan globalisasi juga turut mempengaruhi perkembangan bahasa.
Perbedaan bahasa Sunda dan Jawa tidak hanya terlihat pada kosakata, tetapi juga pada tata bahasa, dialek, dan logat.