BRANDA.CO.ID – Munggahan adalah tradisi masyarakat Sunda, yang dilakukan untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Tradisi ini biasanya dilakukan pada akhir bulan Sya’ban, yaitu satu atau dua hari menjelang bulan Ramadan.
Secara harfiah, munggahan dapat diartikan sebagai “naik” ke bulan yang suci atau tinggi derajatnya. Tidak ada catatan pasti mengenai kapan tradisi ini mulai dilakukan.
Namun, munggahan diyakini sudah ada sejak lama dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Tradisi ini bukan hanya sekadar tradisi makan bersama, tetapi juga memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Sunda.
Tradisi turun-temurun ini merupakan wujud rasa syukur kepada Allah SWT, atas kesempatan untuk bertemu dengan bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah dan ampunan.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk membersihkan diri dari segala kesalahan dan dosa, yang telah dilakukan selama setahun ke belakang. Bahkan tradisi ini menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar anggota keluarga, kerabat, dan teman.
Ada beragam kegiatan yang dilakukan dalam tradisi munggahan. Secara umum, kegiatan-kegiatan tersebut meliputi berkumpul bersama keluarga dan kerabat, botram, saling bermaaf-maafan, dan berdoa bersama.
Seiring dengan perkembangan zaman, tradisi ini mengalami beberapa perubahan. Jika dulu hanya dilakukan di lingkungan keluarga dan kerabat, sekarang banyak juga kelompok masyarakat, instansi, atau perusahaan yang mengadakan acara munggahan bersama.
Selain itu, tempat pelaksanaannya juga tidak terbatas di rumah atau di kebun. Sekarang, banyak orang yang memilih untuk mengadakan munggahan di restoran, hotel, atau tempat wisata.