BRANDA.CO.ID – Kaleng biskuit Khong Guan, dengan warna merah menyala dan ilustrasi keluarga yang sedang menikmati hidangan, telah menjadi ikon tak terpisahkan dari perayaan hari raya dan kebersamaan di Indonesia.
Namun, di tengah kehangatan gambar kaleng Khong Guan tersebut, selalu terselip sebuah pertanyaan yang menggelitik, yaitu di mana sosok ayah? Ketiadaan figur kepala keluarga ini telah memicu berbagai spekulasi yang menjadi bahan lelucon di kalangan masyarakat.
Diketahui. Khong Guan ini pertama kali didirikan di Singapura pada tahun 1947 oleh dua bersaudara imigran asal Fujian, Tiongkok, yaitu Chew Choo Keng dan Chew Choo Han.
Setelah melewati masa sulit akibat invasi Jepang, mereka kembali ke Singapura dan memulai bisnis biskuit sendiri.
Seiring berjalannya waktu, kue ini berkembang pesat dan melebarkan sayapnya ke berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
PT Khong Guan Biscuit Factory Indonesia sendiri baru didirikan pada tahun 1970-an. Lantas, bagaimana dengan gambar ikonik pada kalengnya? Sosok di balik ilustrasi legendaris ini adalah Bernardus Prasodjo.
Pada tahun 1971, ia mendapat pesanan untuk menciptakan gambar yang akan menghiasi kemasan biskuit tersebut.
Inspirasinya datang dari sebuah majalah lawas yang kemudian ia modifikasi, sesuai dengan permintaan pemesan.
Hasilnya adalah gambar seorang ibu yang anggun ditemani dua anaknya, seorang putra dan seorang putri, tengah menikmati biskuit dan minuman di meja makan.
Alasan utama ketiadaan sosok ayah ternyata cukup pragmatis dan berorientasi pada strategi pemasaran. Kala itu, target utama konsumen biskuit adalah ibu rumah tangga.
Oleh karena itu, fokus gambar sengaja diletakkan pada sosok ibu sebagai pengambil keputusan pembelian.
Dengan menampilkan kedekatan ibu dan anak dalam suasana yang hangat, diharapkan para ibu akan lebih tertarik untuk membeli produk Khong Guan.