BRANDA.CO.ID – Sungai Citarum adalah denyut nadi kehidupan bagi jutaan penduduk Jawa Barat. Mengalir sepanjang sekitar 270 kilometer, sungai ini tak hanya menjadi sumber air baku dan irigasi, tetapi menyimpan sejarah melegenda.
Jauh sebelum modernisasi menjamah, Sungai Citarum telah menjadi urat nadi peradaban di tanah Pasundan. Di sepanjang alirannya, jejak-jejak kerajaan Sunda kuno seperti Tarumanegara dan Pajajaran diyakini pernah berdiri kokoh.
Nama “Tarumanegara” sendiri dipercaya berasal dari kata “Tarum” dan “Nagara” adalah kerajaan. Sungai Citarum kala itu menjadi jalur transportasi vital, sarana perdagangan, serta sumber penghidupan utama bagi masyarakatnya.
Tak hanya kaya sejarah, Citarum juga diselimuti mitos dan legenda yang diwariskan secara turun-temurun. Salah satu yang paling terkenal adalah cerita tentang penunggu atau penjaga sungai.
Masyarakat di sekitar hulu, seperti di kawasan Situ Cisanti atau Gunung Wayang, sering mengisahkan keberadaan makhluk gaib atau roh-roh leluhur yang menjaga kelestarian sungai.
Kisah ini seringkali dibarengi dengan pesan moral agar masyarakat menjaga kebersihan dan kesucian Citarum. Selain itu, beberapa cerita rakyat juga mengaitkan Citarum dengan praktik pesugihan.
Konon, ada titik-titik tertentu di sepanjang sungai yang dipercaya memiliki kekuatan mistis, dan menjadi tempat orang-orang mencari kekayaan atau kekuatan supranatural.
Seiring berjalannya waktu dan pertumbuhan populasi, Citarum mengalami perubahan besar. Dari sungai yang asri dan bersih, ia sempat menyandang predikat sebagai salah satu sungai terkotor di dunia.
Pencemaran limbah industri, domestik, dan sampah rumah tangga mengubah wajahnya secara drastis. Namun, berkat program revitalisasi “Citarum Harum” yang digagas pemerintah, kondisi sungai ini perlahan mulai membaik.
Meskipun pernah terpuruk, sejarah dan legenda Citarum tetap hidup. Sungai ini adalah saksi bisu pasang surutnya peradaban, sumber inspirasi cerita rakyat, dan kini menjadi simbol perjuangan untuk mengembalikan kejayaannya.
