Asal Usul Kurban Idul Adha, Mengenang Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

BRANDA.CO.ID – Idul Adha, adalah salah satu perayaan besar umat Islam di seluruh dunia. Hari raya ini identik dengan penyembelihan hewan kurban, baik itu unta, sapi, kambing, atau domba yang dagingnya kemudian dibagikan kepada yang membutuhkan.

Namun, di balik ritual kurban di hari Idul Adha ini terkandung sejarah panjang dan makna mendalam, yang berakar pada kisah luar biasa seorang nabi.

Perintah untuk kurban saat Idul adha tidak lepas dari ajaran agama Islam, yang termaktub dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Dalam Al-Qur’an surat Al-Kautsar ayat 2, Allah berfirman, “Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.”

Ayat di atas secara eksplisit memerintahkan umat Muslim untuk mendirikan salat dan berkurban. Selain itu, banyak hadis yang menjelaskan tentang tata cara dan keutamaan ibadah kurban.

Asal mula penyembelihan ini erat kaitannya dengan ujian keimanan yang dialami oleh Nabi Ibrahim AS. Kisah ini merupakan tonggak sejarah yang membentuk salah satu ibadah paling penting dalam Islam.

Dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim, setelah bertahun-tahun menantikan keturunan, akhirnya dikaruniai seorang putra bernama Ismail dari istrinya, Siti Hajar. Ismail tumbuh menjadi anak yang saleh dan penurut.

Namun, ketika Ismail masih sangat muda, Allah SWT memberikan ujian berat kepada Nabi Ibrahim. Melalui mimpi, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putra kesayangannya, Ismail.

Sebagai seorang nabi yang taat dan patuh sepenuhnya kepada perintah Allah, Nabi Ibrahim tidak ragu. Ia menyampaikan perintah tersebut kepada Ismail, yang dengan keimanan dan kesabarannya yang luar biasa, menerima takdir tersebut.

Ismail berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As-Saffat: 102).

Saat Nabi Ibrahim hendak melaksanakan perintah itu dan pisau sudah berada di leher Ismail, tiba-tiba Allah mengganti Ismail dengan seekor domba jantan yang besar dan gemuk sebagai tebusan.

Ini adalah bentuk rahmat dan kasih sayang Allah, sekaligus bukti bahwa Allah tidak bermaksud mencelakai Ismail, melainkan menguji ketaatan dan keimanan Nabi Ibrahim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Add New Playlist