BRANDA.CO.ID – Curug Tilu, air terjun eksotis yang menawarkan kombinasi unik antara keindahan alam, tantangan petualangan, dan suasana tenang yang cocok untuk melepas penat.
Terletak di lereng Gunung Buleud, tepatnya di Desa Ciririp, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, Curug Tilu adalah destinasi yang wajib masuk daftar kunjungan Anda.
Nama “Curug Tilu” berasal dari bahasa Sunda, di mana “curug” berarti air terjun dan “tilu” berarti tiga. Penamaan ini merujuk pada keunikan air terjun ini yang memiliki tiga undakan atau tingkatan.
Meskipun ada pula yang menyebut bahwa dulunya memang ada tiga air terjun, namun kini yang paling menonjol dan menjadi daya tarik utama adalah air terjun berundak ini.
Aliran airnya yang jernih mengalir di antara bebatuan besar yang tersebar di sepanjang sungai, menciptakan pemandangan yang asri dan memukau.
Diketahui, Curug ini mulai dibuka untuk umum sekitar tahun 2016, dan pengelolaannya banyak melibatkan masyarakat setempat, terutama melalui BUMDes dan bekerja sama dengan Perhutani.
Bagi Anda yang mencari tantangan, destinasi ini menawarkan spot lompat tebing. Dengan ketinggian sekitar 3 hingga 4 meter, Anda bisa merasakan sensasi melompat ke kolam alami di bawahnya. Perjalanan menuju wisata ini sendiri sudah merupakan bagian dari petualangan. Dari area parkir, pengunjung akan melalui jalur trekking yang asri, melewati jembatan gantung berlantai kayu, dan pemandangan hutan yang hijau.
Keindahan alami wisata alam ini, dengan undakan air, bebatuan unik, dan pepohonan rindang, menyediakan banyak spot foto yang menawan. Abadikan momen Anda dengan latar belakang keindahan alam yang masih terjaga.
Jika Anda hanya ingin menenangkan diri, duduk di atas bebatuan besar sambil mendengarkan gemericik air dan hembusan angin sepoi-sepoi adalah pilihan yang tepat. Suasana di sini sangat cocok untuk “healing” dari hiruk pikuk kota.
Seperti banyak tempat wisata alam di Indonesia, wisata ini juga diselimuti oleh mitos. Konon, ada larangan bagi pengunjung untuk berenang di curug pada hari Selasa antara pukul 12 siang hingga 1 siang.
Meskipun alasan di balik mitos ini tidak dijelaskan secara resmi, keberadaannya menambah misteri dan keunikan tersendiri bagi tempat ini.