BRANDA.CO.ID – Baju Bodo adalah pakaian adat khas Makassar dan Bugis yang telah menjadi simbol budaya Sulawesi Selatan, selama berabad-abad.
Dikenal sebagai salah satu busana tertua di dunia, Baju Bodo memiliki sejarah panjang yang mencerminkan nilai-nilai sosial, agama, dan estetika masyarakatnya.
Dalam bahasa Makassar, pakaian ini disebut “Baju Bodo,” sementara dalam bahasa Bugis dikenal dengan nama “Waju Ponco.” Kedua istilah tersebut berasal dari kata “bodo” atau “ponco,” yang berarti “pendek,” merujuk pada desain bajunya yang memang memiliki lengan pendek.
Baju tradisional ini pertama kali dikenal oleh masyarakat Sulawesi Selatan sejak abad IX dan disebutkan dalam kitab Patuntung, kitab suci ajaran animisme dan dinamisme nenek moyang suku Makassar.
Seiring dengan masuknya pengaruh Islam, desain Baju tersebut mengalami perubahan, untuk menyesuaikan dengan norma-norma agama dan sosial.
Pakaian ini sendiri memiliki desain berbentuk persegi dengan lengan pendek, terbuat dari kain kasa lembut yang longgar. Pada awalnya, baju ini dikenakan tanpa baju dalaman, sehingga memperlihatkan lekukan tubuh bagian dalam dari pemakainya, dan dipadukan dengan sehelai sarung yang menutupi bagian pinggang ke bawah badan.
Setelah masuknya pengaruh Islam, Baju Bodo mengalami perubahan. Busana transparan ini kemudian dipasangkan dengan baju dalaman berwarna sama, namun lebih terang. Sedangkan busana bagian bawahnya berupa sarung sutera berwarna senada
Makna Warna dan Status Sosial
- Jingga: digunakan oleh anak perempuan di bawah usia 10 tahun.
- Jingga dan Merah: dikenakan oleh anak perempuan berusia 10–14 tahun, menjelang usia baligh.
- Merah: dipakai oleh gadis remaja berusia 17–25 tahun.
- Putih: melambangkan kalangan pembantu atau dukun.
- Hijau: menandakan perempuan dari kalangan bangsawan.
- Ungu: menunjukkan bahwa pemakainya adalah seorang janda