Pagi itu, suasana Balai Desa Gegerbitung terasa lebih hidup dari biasanya. Sejumlah warga, perangkat desa, hingga tokoh masyarakat tampak menyambut kedatangan Tim Penilaian Klarifikasi Lapangan Program Anugerah Gapura Sribaduga Desa dan Kelurahan Kabupaten Sukabumi 2025.
Heru Lesmana/Branda.co.id
Rabu (25/9/2025) menjadi hari yang penting, bukan hanya bagi aparatur desa, tetapi juga bagi seluruh warga Gegerbitung yang telah bersama-sama berproses menuju perubahan.
Program Anugerah Gapura Sribaduga yang digagas Gubernur Jawa Barat memang baru pertama kali digelar. Namun gaungnya terasa luas, karena program ini bukan sekadar lomba antar desa.
Lebih dari itu, ia menjadi ruang untuk mengukur sejauh mana tata kelola pemerintahan desa mampu menghadirkan pelayanan terbaik bagi warganya.
“Ini bukan semata-mata perlombaan, tetapi kewajiban desa untuk membuktikan tata kelola yang baik,” tegas Hodan Apriansyah, perwakilan tim penilai, saat berbincang dengan wartawan.
Ia menjelaskan, ada tiga tahapan penilaian yang harus dilalui: administrasi, paparan kepala desa, dan klarifikasi lapangan. Desa Gegerbitung berhasil meraih nilai tinggi pada tahap administrasi, dengan skor 88,37 di tingkat kecamatan.
Kepala Desa Gegerbitung, Dedi Syaeful Rohman, menyambut kesempatan ini dengan penuh syukur.
“Alhamdulillah, hasil klarifikasi sesuai dengan paparan yang sudah kami sampaikan sebelumnya. Keunggulan Desa Gegerbitung ada pada pengelolaan administrasi dan laporan keuangan secara online,” ujarnya dengan senyum lebar.
Tak hanya soal administrasi, tim penilai juga menyoroti berbagai aspek pembangunan yang menjadi kriteria Anugerah Seribaduga mulai dari pendidikan usia dini, pelayanan sosial-ekonomi, inovasi UMKM, tata ruang, infrastruktur, hingga keamanan dan ketertiban. Desa Gegerbitung dinilai mampu menampilkan capaian yang memuaskan, tanpa kekurangan berarti.
Di balik pencapaian ini, ada semangat kebersamaan yang kuat. Gotong royong, kekompakan kelembagaan, serta kepemimpinan yang transparan menjadi kunci perjalanan Gegerbitung.
Dedi sendiri mengaku memaknai perannya sebagai kepala desa lebih dari sekadar jabatan administratif.
“Menjadi kepala desa adalah bentuk pengabdian. Tujuan kami bukan mencari harta, melainkan pahala melalui pelayanan terbaik untuk warga,” ucapnya penuh keyakinan.
Harapan Dedi sederhana, namun mendalam, agar program Anugerah Sribaduga ini berkelanjutan dan bisa menjadi pemicu bagi desa-desa lain untuk terus berinovasi.
Bagi Desa Gegerbitung, hari itu bukan hanya tentang penilaian, melainkan tentang menegaskan identitas mereka sebagai desa yang siap melangkah maju dengan pengelolaan modern, tanpa meninggalkan semangat kebersamaan tradisi desa.***