Sejarah Diwali, Festival Cahaya Lima Hari yang Diperingati 21 Oktober

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

BRANDA.CO.ID – Diwali, atau yang dikenal juga sebagai Deepavali, merupakan salah satu perayaan keagamaan terbesar bagi umat Hindu, Jain, Sikh, dan sebagian umat Buddha di seluruh dunia. Festival ini dirayakan dengan penuh semangat untuk menandai kemenangan cahaya atas kegelapan, dan kebaikan atas kejahatan.

Kata “Diwali” berasal dari bahasa Sanskerta, “Deepavali”, yang berarti “deretan lampu”. Istilah ini mencerminkan tradisi utama dalam festival ini, yaitu menyalakan lampu kecil atau diyas untuk mengusir kegelapan dan menyambut cahaya.

Perayaan Diwali telah ada sejak lebih dari 2.500 tahun yang lalu. Dalam catatan sejarah, Diwali pertama kali disebutkan dalam Kamasutra Vatsyayana dari abad ke-3 Masehi sebagai Yaksharatri, malam yang didedikasikan untuk roh alam yang dipimpin oleh Kubera, dewa kekayaan.

Selain itu, perayaan ini juga tercatat dalam Purana, Nilamata Purana dari Kashmir abad ke-7, dan karya-karya ilmiah lainnya dari masa lalu.

Lima Hari Perayaan Diwali

1. Hari Pertama atau Dhanteras: Pada hari ini, rumah dibersihkan dan dihias, serta dilakukan pembelian barang-barang baru, terutama logam mulia seperti emas dan perak, sebagai simbol kemakmuran.

2. Hari Kedua atau Naraka Chaturdashi (Choti Diwali): Memperingati kemenangan Dewa Krishna atas raksasa Narakasura. Pada hari ini, umat Hindu mandi ritual untuk membersihkan diri dari dosa dan kesalahan.

3. Hari Ketiga atau Lakshmi Puja: Puncak dari perayaan Diwali, di mana umat Hindu menyembah Dewi Lakshmi, dewi kemakmuran dan keberuntungan. Rumah dihias dengan lampu dan diyas untuk menyambut kedatangan Dewi Lakshmi.

4. Hari Keempat atau Govardhan Puja: Memperingati saat Dewa Krishna mengangkat Gunung Govardhan untuk melindungi umat dari hujan lebat. Pada hari ini, umat Hindu menyiapkan makanan khas sebagai persembahan.

5. Hari Kelima atau Bhai Dooj: Hari untuk mempererat ikatan antara saudara laki-laki dan perempuan. Saudara perempuan mengundang saudara laki-laki ke rumah dan memberikan tilak sebagai tanda kasih sayang.

Tradisi dan Simbolisme

Selama Diwali, umat Hindu menyalakan diyas atau lampu kecil dari tanah liat berisi minyak, di rumah dan kuil untuk mengundang kehadiran Dewi Lakshmi.

Selain itu, rumah dihias dengan rangoli, desain artistik dari beras berwarna, pasir, atau kelopak bunga, dan pintu serta jendela dibuka agar Lakshmi bisa masuk untuk memberi berkah kekayaan dan keberuntungan.

Kegiatan sosial seperti berbagi hadiah dan makanan, serta menyalakan kembang api, juga menjadi bagian dari perayaan ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Add New Playlist