Mengenal Tradisi Omed-Omedan Bali yang Menjadi Ironi di Zaman Sekarang

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

BRANDA.CO.ID – Bali, pulau dewata yang kaya akan tradisi, memiliki sebuah ritual unik bernama Omed-Omedan. Tradisi ini, yang secara khusus dihelat di Banjar Kaja, Desa Pakraman Sesetan, Denpasar, merupakan bagian tak terpisahkan dari rangkaian perayaan Nyepi, atau Tahun Baru Saka.

Namun, di balik keunikan dan nilai historisnya, Omed-Omedan kini menghadapi ironi di tengah arus modernisasi dan daya tarik pariwisata.

Omed-Omedan dipercaya telah ada sejak abad ke-17. Ritual ini dilakukan pada hari Ngembak Geni, yaitu sehari setelah Hari Raya Nyepi, ketika masyarakat kembali beraktivitas setelah sehari penuh keheningan.

Sebelum prosesi inti dimulai, seluruh peserta dan masyarakat berkumpul untuk melakukan sembahyang bersama di Pura Banjar. Sembahyang ini bertujuan untuk menyucikan hati dan memastikan kelancaran jalannya ritual.

Selain itu, sebuah tarian Barong Babi juga ditampilkan, yang konon merupakan penghormatan atas peristiwa masa lalu di mana dua babi hutan saling bertarung.

Inti dari tradisi ini melibatkan pemuda-pemudi desa yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu laki-laki dan perempuan. Mereka berhadapan, lalu secara bergantian saling peluk dan tarik menarik, seringkali diiringi siraman air.

Secara tradisional, tradisi ini dimaknai sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi, persaudaraan, dan kebersamaan di antara warga desa. Ini adalah ekspresi kegembiraan dan kebersamaan setelah menjalani Catur Brata Penyepian.

Dalam perkembangannya, Omed-Omedan telah mengalami pergeseran makna dan persepsi, terutama di mata orang luar.

Apa yang awalnya merupakan ritual sakral dan perekat sosial bagi masyarakat Sesetan, kini seringkali disalahpahami oleh wisatawan sebagai “ritual ciuman massal”. Ironisnya, kesalahpahaman inilah yang justru meningkatkan popularitas tradisi tersebut.

Desa Sesetan, sebagai pemangku adat tradisi ini, telah merespons fenomena tersebut dengan menjadikan Omed-Omedan sebagai festival warisan budaya tahunan.

Acara ini kini tidak hanya melibatkan ritual inti, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai pertunjukan seni dan bazar, menarik perhatian baik wisatawan domestik maupun mancanegara, khususnya para penggemar fotografi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Add New Playlist