Menilik Kebo-Keboan Banyuwangi: Tradisi Kuno Penuh Syukur dan Spiritualitas

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

BRANDA.CO.ID – Tradisi Kebo-keboan adalah salah satu warisan budaya kuno dan unik dari Banyuwangi, Jawa Timur, khususnya dari Suku Osing. Ritual adat ini merupakan wujud syukur atas hasil panen melimpah, sekaligus melambangkan kekuatan, spiritualitas, dan penghormatan kepada leluhur.

Para peserta upacara kebo-keboan mengenakan riasan menyerupai kerbau, dengan tubuh dilumuri cat hitam dari oli, memakai wig, tanduk, dan beberapa di antaranya membawa alat bajak.

Tradisi Kebo-keboan telah ada sejak abad ke-18 dan berawal di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh. Kisah kemunculannya berkaitan dengan Buyut Karti, guna mengusir wabah penyakit parah yang menyerang manusia dan tanaman.

Wahyu serupa juga diterima oleh Mbah Wongso Kenongo dan putranya, Joko Pekik, di Desa Aliyan. Setelah Joko Pekik meniru tingkah laku kerbau, tanah kembali subur dan wabah pun mereda.

Sejak saat itu, kegiatan ini menjadi tradisi tahunan yang dilaksanakan pada Minggu pertama bulan Muharram, atau Suro dalam penanggalan Jawa.

Perayaan ini digelar di dua desa, yaitu Alasmalang dan Aliyan, di mana masing-masing dengan metode pelaksanaan yang berbeda.

Desa Alasmalang: Tradisi ini melibatkan tiga tahapan utama:

1. Kenduri Massal: Dilakukan dengan hidangan khusus.

2. Ritual di Tempat Sakral: Pelaksanaan ritual di lokasi-lokasi yang dianggap suci.

3. Prosesi: Sekitar 30 peserta yang menyerupai kerbau dipimpin oleh seorang sesepuh, diikuti oleh gerobak yang mengangkut Dewi Sri (simbol kesuburan), dan diakhiri dengan penanaman benih padi.

Desa Aliyan: Upacara Kebo-keboan di sini lebih terstruktur dengan lima tahapan:

1. Pemasangan Umbul-Umbul: Memasang bendera sebagai penanda.

2. Pembuatan Kubangan Lumpur: Menyiapkan kubangan tempat kerbau-kerbauan bergumul.

3. Penyiapan “Gunungan” Hasil Panen: Menyusun gunungan dari hasil bumi.

4. Prosesi “Ider Bumi”: Keliling desa untuk mengusir roh jahat.

5. “Ngurit”: Perwakilan Dewi Sri memberikan benih padi kepada pemimpin adat untuk kemudian dibagikan kepada para petani.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Add New Playlist