6 Negara dengan Nilai Mata Uang Lebih Rendah dari Rupiah Beserta Faktornya

6 negara dengan nilai mata uang lebih rendah dari Rupiah Indonesia
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

BRANDA.CO.ID – Indonesia dengan nilai mata uang Rupiah merupakan alat tukar terendah di dunia, jika dibandingkan dengan dolar Amerika Serikat (USD).

Nah menurut penelusuran, terdapat juga beberapa negara yang memiliki nilai mata uang lebih rendah dari Rupiah Indonesia loh.

Berikut daftar mata uang yang lebih rendah dari Rupiah:

1. Guinea (GNF)

-Mata uang: Guinea Franc (GNF)

-Nilai tukar: 1 GNF = Rp0,0000067 (1 IDR = 148.843 GNF)

-Faktor:

   1. Ekonomi lemah: Guinea tergolong negara miskin dengan pendapatan per kapita rendah dan infrastruktur yang belum memadai.

   2. Inflasi tinggi: Inflasi Guinea mencapai 9,7% pada tahun 2023, yang melemahkan nilai mata uangnya.

   3. Utang luar negeri besar: Utang luar negeri Guinea yang tinggi membebani ekonominya dan menekan nilai tukar GNF.

2. Sierra Leone (SLL)

-Mata uang: Sierra Leone Leone (SLL)

-Nilai tukar: 1 SLL = Rp0,000018 (1 IDR = 55.556 SLL)

-Faktor:

   1. Pasca perang sipil: Sierra Leone masih dalam pemulihan pasca perang sipil yang brutal, sehingga ekonominya belum stabil.

   2. Korupsi: Korupsi yang merajalela di Sierra Leone menghambat pertumbuhan ekonomi dan melemahkan nilai mata uangnya.

   3. Ketergantungan pada sumber daya alam: Ekonomi Sierra Leone bergantung pada ekspor sumber daya alam yang rentan terhadap fluktuasi harga global.

3. Vietnam (VND)

-Mata uang: Vietnam Dong (VND)

-Nilai tukar: 1 VND = Rp0,000054 (1 IDR = 18.519 VND)

-Faktor:

   1. Negara berkembang: Vietnam tergolong negara berkembang dengan pendapatan per kapita yang masih rendah.

   2. Intervensi pemerintah: Pemerintah Vietnam sering mengintervensi nilai tukar VND untuk menjaga stabilitas ekonomi.

   3. Defisit perdagangan: Vietnam mengalami defisit perdagangan kronis, yang menekan nilai tukar VND.

4. Uzbekistan (UZS)

-Mata uang: Uzbekistan Som (UZS)

-Nilai tukar: 1 UZS = Rp0,000072 (1 IDR = 13.889 UZS)

-Faktor:

   1. Transisi dari ekonomi terencana: Uzbekistan masih dalam transisi dari ekonomi terencana ke ekonomi pasar, sehingga ekonominya belum stabil.

   2. Ketergantungan pada ekspor kapas: Ekonomi Uzbekistan bergantung pada ekspor kapas yang rentan terhadap fluktuasi harga global.

   3. Kurangnya diversifikasi ekonomi: Ekonomi Uzbekistan belum terdiversifikasi dengan baik, sehingga rentan terhadap guncangan eksternal.

5. Laos (LAK)

-Mata uang: Laos Kip (LAK)

-Nilai tukar: 1 LAK = Rp0,000080 (1 IDR = 12.500 LAK)

-Faktor:

   1. Negara terbelakang: Laos tergolong negara terbelakang dengan infrastruktur yang belum memadai dan sumber daya manusia yang terbatas.

   2. Utang luar negeri besar: Utang luar negeri Laos yang besar membebani ekonominya dan menekan nilai tukar LAK.

   3. Ketergantungan pada bantuan asing: Ekonomi Laos sangat bergantung pada bantuan asing, sehingga rentan terhadap perubahan kebijakan negara donor.

6. Iran (IRR)

-Mata uang: Iran Rial (IRR)

-Nilai tukar: 1 IRR = Rp0,000143 (1 IDR = 7.000 IRR)

-Faktor:

   1. Sanksi ekonomi: Iran dikenai sanksi ekonomi oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat, yang menghambat perdagangan dan investasi asing.

   2. Inflasi tinggi: Inflasi Iran mencapai 52,4% pada tahun 2023, yang melemahkan nilai mata uangnya.

   3. Ketidakstabilan politik: Ketidakstabilan politik di Iran membuat investor enggan berinvestasi, sehingga menekan nilai tukar IRR.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Add New Playlist