BRANDA.CO.ID – Baru-baru ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan data yang menunjukkan bahwa terdapat 9,9 juta penduduk usia muda antara 15-24 tahun yang tidak beraktivitas produktif atau NEET (Not in Education, Employment, and Training) di Indonesia pada tahun 2023.
Tentunya hal ini memicu kehebohan di media sosial dan menjadi topik hangat di kalangan netizen.
Banyak yang mempertanyakan kebenaran data tersebut, dan mencari tahu faktor-faktor yang menyebabkan tingginya angka NEET di kalangan Gen Z.
Apa Arti Data NEET?
NEET adalah istilah yang digunakan untuk mengklasifikasikan penduduk usia muda yang tidak sedang sekolah, bekerja, atau mengikuti pelatihan.
Kelompok ini dianggap sebagai potensi angkatan kerja yang belum terserap, dan tingginya angka NEET dapat menjadi indikator masalah ketenagakerjaan di suatu negara.
Data BPS: 9,9 Juta Gen Z Tergolong NEET
Menurut data BPS, 9,9 juta penduduk usia muda di Indonesia tergolong NEET pada tahun 2023. Dari jumlah tersebut, 5,73 juta atau 26,54% adalah perempuan dan 4,17 juta atau 18,21% adalah laki-laki.
Angka ini menunjukkan bahwa NEET adalah isu yang lebih serius bagi perempuan dibandingkan laki-laki.
Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab tingginya angka NEET di kalangan Gen Z di Indonesia, antara lain:
1. Ketidakcocokan Keterampilan dengan Kebutuhan Pasar Kerja:
Kemajuan teknologi dan perubahan lanskap industri menuntut tenaga kerja dengan keterampilan yang berbeda dari sebelumnya. Banyak Gen Z yang memiliki keterampilan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja saat ini.
2. Kurangnya Kesempatan Kerja:
Pertumbuhan ekonomi yang melambat dan pandemi COVID-19 telah menyebabkan berkurangnya jumlah lapangan pekerjaan.
Hal ini membuat Gen Z lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan, terutama bagi mereka yang baru lulus sekolah atau perguruan tinggi.
3. Kurangnya Kesadaran akan Pelatihan dan Pendidikan:
Banyak Gen Z yang tidak mengetahui tentang peluang pelatihan dan pendidikan yang tersedia untuk meningkatkan keterampilan mereka. Hal ini dapat membuat mereka terjebak dalam siklus NEET.
4. Gaji Rendah:
Gaji yang ditawarkan untuk beberapa pekerjaan tidak sesuai dengan ekspektasi Gen Z, sehingga mereka lebih memilih untuk tidak bekerja daripada menerima gaji yang rendah.
Pemerintah dan berbagai pihak terkait perlu melakukan upaya untuk mengatasi masalah NEET di kalangan Gen Z. Beberapa upaya yang bisa dilakukan antara lain:
1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Pelatihan: Memperbarui kurikulum pendidikan dan pelatihan agar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja saat ini.
2. Menciptakan Lapangan Kerja: Meningkatkan investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja baru.
3. Memberikan Informasi dan Bimbingan Karir: Memberikan informasi dan bimbingan karir kepada Generasi baru tentang peluang kerja dan pelatihan yang tersedia.
4. Meningkatkan Upah Minimum: Meningkatkan upah minimum agar lebih sesuai dengan kebutuhan hidup Generasi baru
Semoga informasi ini bermanfaat!