Ponpes Dzikir Alfath Bekerjsama Dengan Bimas Kemenag RI Bantu Desa Tertinggal

Ponpes Dzikir Alfath Bekerjsama Dengan Bimas Kemenag RI Bantu Desa Tertinggal
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

BRANDA.CO.ID – Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath bekerjasama dengan Bimas Kemenag Republik Indonesia melaksanakan seminar sosialisasi Ustad Garis Depan (UGD) dan Dai 3T yang akan diberangkatkan untuk membangun desa tertinggal di empat desa yang ada di Pulau Buru, Maluku.

Seminar dilaksanakan di aula Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath di hadiri langsung pimpinan pondok Kyai Haji Fajar Laksana,koordinator Dai 3T seIndonesia, H. Subhan Nur LC dan Kepala Seksi Bimas Islam, H Ludi Jalaludin, Selasa (20/8/2024).

“Hari ini kita Alhamdulilah melakukan kegiatan pelepasan tim Ustad Garis Depan (UDG) oleh Bimas Kemenag RI yang akan ditugaskan di empat desa (Desa Widit, Dava, Gogorea dan Basalale) di Pulau Buru, Maluku,” ujar Kyai Haji Fajar Laksana usai seminar.

Tujuannya, kata Fajar, dalam rangka membangun desa dari segi pendidikan Agama, pendidikan umum, kewirausahaan, pertanian dan peningkatan kemampuan IT di desa serta menggerakan masyarakat dalam masyarakat.

“Jadi untuk Ustad Garis Depan ini kita sudah mengirimkan untuk ke empat kalinya ke desa tertinggal yaitu di Desa Widit. Sekarang sudah melebar ke Desa Dava, Gogorea dan Basalale,” katanya.

Kyai Haji Fajar Laksana mengutarakan, empat desa menjadi target dari program UDG dan Dai 3T, karena desa tersebut merupakan desa tertinggal di Pulau Buru yang patut untuk dibantu.

“Ini murni dari pondok pesantren, karena ini sudah wilayah luar pulau jadi kita bekerjasama dengan Bimas Kemenag Republik Indonesia,” ungkapnya.

Diketahui, untuk pesantren dzikir Al-fath sendiri mempunyai program yang bukan hanya sekedar memberikan pendidikan agama Islam, tapi juga pendidikan umum.

“Jadi kita mengajar di beberapa SD disana dan membangun kewirausahaan karena desa tertinggal otomatis desa termiskin,” imbuhnya.

Oleh karena itu, sambung Fajar desa termiskin disana butuh sentuhan-sentuhan agar sumber daya alamnya, mempunyai nilai tambah karena mereka tidak mampu menambah nilai produk dan akses pasar.

“Selain itu mereka kurang kemampuan dibidang IT. Padahal di desa bantuan untuk IT sudah ada tapi tidak mampu mengoperasionalkannya sehingga desanya tidak terangkat padahal sumber daya alamnya sangat luar biasa. Untuk itulah kita bantu dengan memberikan pelatihan-pelatihan dibidang IT,” cetusnya.

Adapun Ponpes Dzikir Alfath bekerjasama dengan Bimas Kemenag Republik Indonesia, lantaran program ini dilakukan diluar pulau.

“Maka kita melakukan kerjasama dengan Bimas Kemenag Republik Indonesia dan alhamdulilah kita mendapat respon yang baik. Bahkan dari Bimas Kemenag Republik Indonesia mensuport berupa bantuan al-quran untuk masyarakat di desa tertinggal,” paparnya.

Kyai Fajar Laksana menjelaskan, ada sekitar 12 orang yang diberangkatkan pada setiap gelombangnya dengan waktu selama 6 bulan. Mereka ditempatkan di empat Desa berbeda.

“Sedangkan untuk pengawasan dan perlindunganya kita bekerjasama dengan Bimas yang memberikan rekomendasi dan dilaporkan kepada Kodim dan polres setempat. Alhamdulilah aparat TNI dan Polri sangat membantu kita sehingga kita aman dan nyaman dalam berdakwah,” tandasnya.

Koordinator Dai 3T seIndonesia, H. Subhan Nur LC mengucapkan terimakasih, kepada Kyai Haji Fajar Laksana atas program UDG.

“Ini kita sedang berkolaborasi antara kementrian agama dan pondok pesantren dzikir Alfath bagiamana UDG ini dapat memanfaatkan talenta dan kemampuan yang dimiliki oleh para santri yang selain pintar ngaji juga pintar silat,” ungkapnya.

Jadi, masih kata Subhan Nur, pihaknya berharap santri-santri dari Alfath ini bisa terus melanjutkan dari program Dai 3T yang akan dilaksanakan pada Bulan Ramadahan 2025. Ia pun memberi wejangan kepada tim UGD untuk menjaga wibawa dan bersikap santun selama ditugaskan disana.

“Ya tentunya untuk para santri UDG karena daerah yang didatangi bukan kampung halaman sendiri saya memberi wejangan untuk Assalamualikum dulu kepada pribumi dan pimpinan daerah setempat baik kepada Kades,kadus ataupun kepala suku yang ada disitu,” katanya.

Seperti kata pepatah bijak mengatakan, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Itulah yang diingatkan kepada tim UGD selam baertugas.

“Jadi kulo nuhun dulu, permisi dulu jadi jika itu sudah ditempuh Insya Allah segala aktivitas dan kegiatanya akan mudah untuk para dai,” tandasnya. (Her)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Add New Playlist