BRANDA.CO.ID – Kesenian sisingaan adalah salah satu tradisi Indonesia yang berasal dari Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kesenian ini sangat unik dan menarik perhatian karena perpaduan antara seni, budaya, dan sejarah yang terkandung di dalamnya.
Asal-usul kesenian sisingaan masih menjadi perdebatan, namun banyak yang meyakini bahwa kesenian ini muncul sebagai bentuk perlawanan rakyat terhadap penjajahan Belanda dan Inggris pada abad ke-19.
Saat itu, wilayah Subang dikuasai oleh perusahaan perkebunan Inggris dan Belanda. Simbol singa yang digunakan dalam kesenian ini, dianggap sebagai representasi dari kekuatan penjajah. Dimana gerakannya yang lincah dan energik, menggambarkan semangat juang masyarakat.
Unsur-Unsur Sisingaan
1. Boneka Singa: Bagian utama dari sisingaan adalah boneka singa yang terbuat dari kayu dan dihias dengan bulu-bulu sintetis. Boneka singa ini digotong oleh beberapa orang.
2. Penari Anak: Di atas punggung boneka singa, biasanya terdapat seorang anak yang duduk. Anak ini dianggap sebagai simbol generasi penerus yang diharapkan dapat melanjutkan perjuangan.
3. Pengiring: Sisingaan diiringi oleh musik tradisional Sunda yang dimainkan oleh beberapa orang. Musik yang digunakan biasanya terdiri dari kendang, gong, dan kecrek.
Pertunjukan sisingaan biasanya dimulai dengan arak-arakan keliling kampung. Boneka singa digoyang-goyangkan dan ditarikan oleh para penggotongnya. Anak yang duduk di atas boneka singa juga ikut menari.
Pertunjukan ini biasanya dilakukan pada acara-acara tertentu, seperti perayaan hari besar atau upacara adat. Meskipun telah berusia ratusan tahun, kesenian sisingaan masih tetap eksis hingga saat ini.
Banyak kelompok yang terus melestarikan tradisi ini. Bahkan, seni ini telah menjadi salah satu ikon budaya Jawa Barat dan sering ditampilkan dalam berbagai acara, baik di tingkat lokal maupun nasional.