BRANDA.CO.ID – Masyarakat Sunda dikenal dengan kekayaan budaya dan tradisi mereka, termasuk dalam bidang pertanian. Salah satu alat tradisional yang masih digunakan hingga saat ini adalah ani-ani.
Ani-ani atau yang juga dikenal dengan nama ketam, adalah alat tradisional yang digunakan untuk memanen padi. Alat ini berupa pisau kecil yang bagian tajamnya dipasang pada sebilah papan kecil.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa penggunaan ani-ani sudah ada sejak masa Kerajaan Mataram Kuno, sekitar abad ke-8 hingga ke-10 Masehi. Pada masa itu, pertanian padi sudah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Jawa, dan alat ini muncul sebagai inovasi dalam teknik pemanenan.
Penggunaan ani-ani dalam masyarakat Sunda tidak terlepas dari mitologi, dan kepercayaan mereka terhadap Dewi Padi atau Nyai Pohaci Sanghyang Sri.
Masyarakat Sunda percaya bahwa padi memiliki روح atau jiwa. Oleh karena itu, padi harus dipanen dengan hati-hati dan penuh rasa hormat.
Penggunaan ani-ani dalam proses panen padi merupakan simbol penghormatan kepada Dewi Padi. Dengan menggunakan ani-ani, masyarakat Sunda percaya bahwa mereka tidak akan menyakiti روح padi. Selain itu, penggunaan alat ini juga memungkinkan petani untuk memilih bulir padi yang sudah benar-benar matang, sehingga kualitas padi yang dihasilkan lebih baik.
Meskipun terlihat sederhana, penggunaannya membutuhkan keterampilan khusus. Berikut adalah cara menggunakan ani-ani untuk memanen padi:
1. Petani memegangnya di tangan kanan.
2. Tangan kiri petani memegang batang padi yang akan dipanen.
3. Petani mengarahkan alat ini ke batang padi yang akan dipanen.
4. Dengan gerakan perlahan dan hati-hati, petani memotong batang padi satu per satu.
5. Bulir padi yang sudah dipanen dikumpulkan dalam wadah yang sudah disiapkan.