Menelusuri Jejak Nasi Liwet, Kisah di Balik Kelezatan Kuliner Khas Sunda

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

BRANDA.CO.ID – Di antara khazanah kuliner Sunda yang kaya rasa, nasi liwet hadir sebagai hidangan sederhana namun penuh makna. Aromanya yang semerbak, perpaduan gurih santan, wangi daun salam, dan sentuhan rempah lainnya, mampu membangkitkan selera dan menciptakan suasana kehangatan di meja makan.

Namun, tahukah kamu bahwa nasi liwet bukan sekadar nasi gurih biasa? Di balik kelezatannya, tersembunyi sejarah panjang dan filosofi kebersamaan yang melekat erat dalam tradisi Sunda.

Sejarah nasi liwet diperkirakan berakar dari kehidupan masyarakat Sunda yang agraris. Pada masa lampau, ketika sebagian besar penduduk menggantungkan hidup pada hasil bercocok tanam, kebutuhan akan makanan praktis dan mengenyangkan saat bekerja di ladang menjadi sangat penting.

Nasi ini muncul sebagai solusi cerdas. Proses memasaknya yang relatif mudah, hanya dengan memasak nasi bersama santan dan bumbu dalam satu wadah, menjadikannya pilihan ideal untuk bekal.

Pada awalnya, hidangan mungkin hanya terdiri dari nasi, santan, dan sedikit garam. Namun, seiring berjalannya waktu dan ketersediaan bahan, variasi bumbu mulai ditambahkan untuk meningkatkan cita rasa.

Daun salam, serai, dan lengkuas menjadi rempah aromatik yang umum digunakan, memberikan keharuman khas yang memikat.

Nasi liwet juga bukan hanya sekadar makanan praktis untuk bekal di ladang. Tradisi ngaliwet atau memasak nasi liwet bersama-sama kemudian berkembang menjadi sebuah ritual yang mempererat tali silaturahmi.

Biasanya, nasi ini dimasak dalam kastrol besar di atas tungku kayu bakar. Aroma harum yang menyebar saat proses memasak menjadi penanda kebersamaan, mengundang anggota keluarga atau tetangga untuk berkumpul.

Setelah matang, hidangan ini tidak disajikan secara individual. Melainkan, ditumpahkan di atas daun pisang yang dialasi, membentuk gunungan nasi yang mengundang.

Lauk pauk sederhana seperti ikan asin, tahu, tempe, lalapan segar, dan sambal dadak ditata mengelilingi nasi, siap disantap bersama-sama tanpa sekat atau batasan.

Tradisi makan hidangan bersama ini melambangkan kesederajatan, kebersamaan, dan rasa kekeluargaan yang kuat dalam masyarakat Sunda.

Seiring perkembangan zaman, nasi Sunda ini mengalami evolusi rasa dan penyajian. Meskipun esensi kesederhanaan dan kebersamaannya tetap dipertahankan, kini kita bisa menemukan berbagai variasi nasi liwet yang lebih kaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Add New Playlist