BRANDA.CO.ID – Cianjur, Jawa Barat, terkenal tak hanya dengan keindahan alamnya, tetapi juga kekayaan budayanya, termasuk dalam hal seni bela diri pencak silat.
Di tanah Sunda ini, lahirlah berbagai aliran pencak silat yang tak hanya menjadi sarana bela diri, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya dan filosofi luhur.
Sejarah seni bela diri Cianjur ini tertanam erat dalam tradisi masyarakat setempat. Sejak zaman dahulu, pencak silat telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, dipelajari dan diwariskan turun-temurun.
Cianjur: Gudang Aliran Pencak Silat:
1. Cikalong: Didirikan oleh Eyang Haji Ibrahim di Kampung Cikalong, aliran ini terkenal dengan gerakannya yang dinamis dan filosofinya yang menekankan pada keseimbangan dan keselarasan dengan alam.
2. Cimande: Berasal dari Desa Cimande Hilir, aliran ini terkenal dengan teknik pukulan dan tendangannya yang kuat, serta filosofinya yang menjunjung tinggi nilai-nilai ksatria.
3. Sabandar: Dikenal dengan gerakannya yang lincah dan akrobatik, aliran ini didirikan oleh Eyang Haji Muhammad Ali di Kampung Sabandar.
4. Cikaret: Aliran ini memiliki gerakan yang cepat dan presisi, serta filosofinya yang menekankan pada kecepatan dan ketepatan dalam menyerang dan bertahan.
Seperti yang diketahui, kesenian ini bukan hanya tentang teknik dan gerakan fisik, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya dan filosofi luhur. Nilai-nilai seperti kesantunan, menghormati lawan, disiplin, dan kesabaran ditanamkan dalam latihan kesenian ini.
Upaya Pelestarian:
1. Festival dan Pertunjukan: Berbagai festival dan pertunjukan pencak silat diadakan secara rutin untuk memperkenalkan seni bela diri ini kepada masyarakat luas.
2. Pembinaan Atlet: Berbagai perguruan silat aktif membina atlet-atlet muda untuk berlaga di kejuaraan pencak silat tingkat lokal, nasional, dan internasional.
3. Pendidikan dan Pelatihan: Pencak silat diajarkan di sekolah-sekolah dan komunitas sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya dan nilai-nilai luhur.
