BRANDA.CO.ID – Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, aksara Sunda, sebagai salah satu identitas budaya masyarakat Sunda, kini berada di ambang kepunahan.
Generasi muda semakin asing dengan aksara Sunda ini, dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari pun semakin terbatas. Bukankah sangat miris?
Lalu apa saja penyebab terjadinya kepunahan aksara Sunda ini? Berikut faktanya.
1. Warisan aksara ini tidak lagi diajarkan secara luas di sekolah-sekolah. Materi ajar tentang materi tersebut hanya diberikan secara singkat dan tidak berkelanjutan. Akibatnya, generasi muda lebih mengenal aksara Latin daripada aksara leluhur mereka sendiri.
2. Minat generasi muda untuk mempelajari aksara ini sangat rendah. Mereka menganggap aksara ini kuno dan tidak relevan dengan kehidupan modern.
3. Penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari sangat terbatas. Aksara ini jarang ditemukan di papan nama jalan, gedung, atau tempat-tempat umum lainnya.
Bahkan, dalam produk-produk budaya Sunda, seperti buku atau karya sastra, penggunaan aksara ini semakin berkurang.
Tentunya, warisan ini adalah salah satu identitas budaya yang penting bagi masyarakat Sunda. Jika aksara ini punah, maka sebagian dari identitas dan warisan budaya Sunda akan hilang.
Meskipun kondisinya memprihatinkan, upaya pelestariannya masih terus dilakukan oleh berbagai pihak. Aksara ini adalah warisan budaya yang tak ternilai harganya.
Jangan biarkan aksara ini punah ditelan zaman. Mari bersama-sama berupaya melestarikan aksara Sunda, agar generasi mendatang tetap dapat mengenal dan bangga dengan identitas budaya mereka.