BRANDA.CO.ID – Debus, sebuah seni pertunjukan ekstrem yang berasal dari Banten, telah lama memukau dan mengundang rasa penasaran banyak orang.
Kesenian debus terkenal dengan atraksi-atraksi yang menantang nalar, seperti menusuk tubuh dengan benda tajam, memakan api, hingga berjalan di atas bara api.
Lebih dari sekadar hiburan, debus juga menyimpan sejarah panjang, makna filosofis, dan nilai-nilai budaya yang mendalam.
Sejarah kesenian ini tentu tidak terlepas dari penyebaran agama Islam di Banten, pada abad ke-16. Konon, aktivitas tersebut diperkenalkan oleh para ulama sebagai salah satu cara untuk menarik perhatian masyarakat.
Pada masa itu, kesenian ini menjadi simbol perlawanan terhadap penjajah dan kekuatan asing.
Nama “debus” sendiri berasal dari kata “dablus” dalam bahasa Arab, yang berarti “senjata tajam”.
Hal ini merujuk pada salah satu elemen utama dalam pertunjukan kesenian ini, yaitu penggunaan benda-benda tajam untuk melukai diri sendiri tanpa terluka.
Pertunjukan ini biasanya terdiri dari beberapa atraksi yang menantang nalar, di antaranya:
- Menusuk tubuh dengan benda tajam: Para pemain debus menusuk tubuh mereka dengan tombak, pisau, atau benda tajam lainnya tanpa terluka.
- Memakan api: Para pemain memasukkan api ke dalam mulut mereka dan mengunyahnya tanpa terbakar.
- Berjalan di atas bara api: Para pemainnya juga berjalan di atas bara api yang menyala tanpa merasakan sakit.
- Mengiris tubuh dengan benda tajam: Para pemain mengiris bagian tubuh mereka dengan pisau atau golok tanpa mengeluarkan darah.
- Memukul benda keras ke tubuh: Para pemain debus dipukul dengan benda keras seperti palu atau batu tanpa merasakan sakit.